Pertimbangan penting sebelum mencabut gigi haruslah dipikirkan secara matang dan dipersiapkan sebaik mungkin, termasuk kapan waktu yang tepat melakukannya. Karena pada dasarnya setiap orang menginginkan proses pencabutan gigi yang ideal, yaitu mudah dan tidak menyakitkan, serta bekas pencabutan dapat pulih dengan baik dan sempurna. Sehingga kedepannya tidak akan menyebabkan masalah baru seperti halnya masalah prostetik.
Untuk itulah seorang dokter gigi dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin dalam setiap pencabutan gigi sebaik-baiknya, yakni pencabutan gigi yang ideal. Semua itu dapat terwujud jika setiap pihak, khususnya dokter gigi memahami apa saja potensi dari indikasi dan kontraindikasi dari pencabutan gigi.
Proses mencabut gigi itu sendiri sejatinya bukanlah hal yang menakutkan, namun juga bukan sesuatu mudah, serta tidak boleh dilakukan sembarangan. Berbagai alasan dan pertimbangan harus benar-benar diperhitungkan secara mantap dan matang sebelum gigi pasien dicabut oleh dokter gigi.
Dan biasanya pemilihan tindakan pencabutan gigi diambil sebagai opsi terakhir pada suatu kasus permasalahan gigi.
Pertimbangan Dokter Sebelum Mencabut Gigi
Seorang dokter gigi harus melakukan berbagai pertimbangan seorang dokter gigi sebelum memutuskan untuk mencabut gigi pasiennya, antara lain:
Gigi sulung anak-anak yang terlambat tanggal hingga usia dewasa. Pada dasarnya, gigi sulung pada anak-anak akan terlepas dengan sendirinya, kemudian pada akhirnya akan digantikan dengan gigi permanen. Namun pada beberapa kasus yang dijumpai, ada kalanya gigi sulung tersebut tidak tanggal, hingga si anak memasuki usia dewasa. Dalam kasus semacam ini, maka opsi tindakan pencabutan gigi harus diambil karena gigi harus dicabut secara manual guna menghindari gangguan pertumbuhan gigi ketika gigi permanen mulai tumbuh. Jika tidak dicabut maka gigi permanen bias saja tumbuh berantakan karena keluar dari jalurnya.
Gigi berlubang yang sudah sangat parah. Alasan lain untuk mencabut gigi adalah apabila adanya kasus lubang gigi yang sudah sangat parah dan tidak mungkin lagi bias dipertahankan lagi misalnya ditambal. Kasus semacam ini biasa terjadi pada orang dewasa, dimana gigi berlubang yang besar apabila tetap dipertahankan justru akan berpotensi membahayakan pasien. Pada dasarnya, gigi berlubang dikarenakan adanya koloni bakteri yang berkembang menggerogoti gigi. Sehingga tindakan mempertahankan gigi dengan lubang besar hanya akan membuatnya semakin parah, bahkan bisa membahayakan kesehatan area mulut karena banyak bakteri jahat di dalam mulut. Bakteri yang memenuhi dalam gigi berlubang berpotensi masuk ke ruang gigi yang penuh dengan pembuluh darah dan saraf. Akibatnya, gigi yang berlubang akan terasa sangat sakit, dan dalam keadaan yang sangat parah bisa saja bakteri memasuki pembuluh darah dan mengalir ke seluruh tubuh. Pada beberapa kasus gigi berlubang, bakteri berpotensi bertahan di dalam tulang rahang, serta berkembang biak dan dapat memicu adanya gangguan lain yang lebih berbahaya seperti tumor dan kista.
Sisa akar akibat gigi patah atau lapuk (keropos). Kasus ini juga seperti gigi berlubang yang parah, dimana sisa akar yang bertahan dalam jalur tumbuh gigi akan berpotensi buruk terhadap rahang maupun gusi. Sisa akar gigi lapuk (keropos) pada dasarnya dipicu adanya lubang gigi parah yang akhirnya menyebabkan gigi lapuk dan mudah hancur. Mempertahankan sisa akar gigi hanya akan membuat gigi terlihat jorok dan tidak sedap dipandang, serta susah untuk dibersihkan. Selain itu, bakteri yang berkoloni seperti dijelaskan sebelumnya, bisa berdampak buruk bagi kesehatan gigi dan tubuh secara keseluruhan.
Selain tiga alasan utama diatas, ada beberapa pertimbangan tambahan sebelum mengambil tindakan mencabut gigi. Misalnya saja terkait dengan gangguan penyakit yang pernah atau sedang dialami pasien. Dalam hal ini pasien harus menginformasikannya kepada dokter yang bersangkutan, apakah ada penyakit yang membahayakan seperti penyakit jantung, kencing manis (diabetes), darah tinggi (hipertensi), epilepsi, hemofilia (kelainan darah), serta penyakit menular seperti hepatitis, HIV/AIDS, dll, sehingga dokter gigi dapat melakukan tindakan preventif maupun melakukan tindakan yang lebih hati-hati sesusai penyakit yang diderita pasien. BACA JUGA: CARA MENGHILANGKAN CEGUKAN.
Selain itu, wanita yang sedang hamil juga perlu dikonsultasikan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan pencabutan gigi, baik dengan dokter gigi maupun dengan dokter kandungan. Pasien pun diharapkan bersikap jujur dan berterus terang terhadap kondisi giginya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Semoga saja beberapa hal terkait pertimbangan sebelum mencabut gigi ini dapat memberikan informasi yang berguna khususnya buat Anda yang ingin melakukan perawatan gigi guna kenjaga kesehatan gigi dan mulut Anda.